Jumat, 14 Oktober 2016

FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU

FILSAFAT  DAN  FILSAFAT ILMU



1.        Filsafat

Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat telah mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga membentuk sebuah konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan. Masing-masing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya  sendiri-sendiri.


2.   Filsafat Ilmu

         Dikatakan bahwa  filsafat dibagi  dalam dua buah pertanyaan utama, pertanyaan pertama adalah persoalan tentang ilmu (fisika,biologi, social dan budaya) dan yang kedua adalah persoalan tentang duduk perkara ilmu  yang itu tidak terjawab pada persoalan yang pertama. Dari narasi ini ada dua buah konsep filsafat yang senantiasa dipertanyakan yakni tentang apa dan bagaimana. Apa itu ilmu dan bagaimana ilmu itu disusun dan dikembangkan. Ini hal sangat mendasar dalam kajian dan diskusi ilmiah dan ilmu pengetahuan pada umumnya.yang satu terjawab oleh filsafat dan yang kedua dijawab oleh kajian filsafat ilmu.
a.       Arti secara Terminologi
Arti terminologi yaitu istilah yang menggambarkan apa itu filsafat, yaitu:
b.      Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
c.       Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
d.      Al Farabi
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maupun bagaimana hakikat yang sebenarnya.
e.       Rene Descartes
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
    Filsafat secara etimologi masih banyak arti nya menurut para ahli, di atas adalah sebagian dari para ahli. Dari paparan pendapat para pakar dapat disimpulkan  bahwa pengertian filsafat ilmu itu mengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.    sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah
b.    sikap sitematis berpangkal pada metode ilmiah
c.    sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah
d.   sikap konsisten dalam bangunan teori serta tindakan  ilmiah

A.  Obyek Material dan Obyek Formal Filsafat Ilmu

Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal.  Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.
Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat ilmu.
Filsafat berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya.  Pengalaman manusia yang sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat ingin dinyatakan secara tersurat. Dalam proses itu intuisi  (merupakan hal yang ada dalam setiap pengalaman) menjadi basis bagi proses abstraksi, sehingga yang tersirat dapat diungkapkan menjadi tersurat.
Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan. "Segala manusia ingin mengetahui", itu kalimat pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Obyek materialnya adalah gejala "manusia tahu".  Tugas filsafat ini adalah menyoroti gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat menggali "kebenaran" (versus "kepalsuan"), "kepastian" (versus "ketidakpastian"), "obyektivitas" (versus "subyektivitas"), "abstraksi", "intuisi", dari mana asal pengetahuan dan kemana arah pengetahuan.   Pada gilirannya gejala ilmu-ilmu pengetahuan menjadi obyek material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh dilakukan menurut sebab-musabab pertama) menghasilkan filsafat ilmu pengetahuan.  Kekhususan gejala ilmu pengetahuan terhadap gejala pengetahuan dicermati dengan teliti.  Kekhususan itu terletak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam ilmu-ilmu pengetahuan.

Jadi, dapat dikatakan bahwa Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Yang menyangkut asal usul, struktur, metode,  dan validitas ilmu . Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
Sumber :
-  Ahmad Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian Filsafat Ilmu,
Yogyakarta:LESFI,2002.
- Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum, Bandung; Pustaka Setia , 1997.
- http://blogs.itb.ac.id/elisatihulu/files/2012/09/1-Filsafat-dan-Ilmu-Pengetahuan.pdf
-https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu_dewi-rachmawati_oke.pdf

METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN


1. METODELOGI

Metodelogi adalah melakukan pengamatan dengan suatu pemikiran yg tepat secara terstruktur melalui susunan yg disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan kumpulan data-data, penilitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap dipakai sebagai penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan untuk pengembangan model atau teori yang menunjukan semua variable terkait satu situasi dan berhipotesis mengenai hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat pemadaman hasil beberapa penilitian yang berkaitan.
Perkembangan pada metode penelitian yaitu: trial dan error, problematic tidak dibatasi dengan jelas, tata kerja dan cara-cara pemecahan masih dicari sambil berjalan, dan observasi yg dilakukan sederhana dan kualitatif, mencoba dan mencoba lagi, authority dan tradition, pendapat-pendapat pimpinan selalu diperhatikan dan dijadikan doktrin yg harus diikuti, tradisi dalam kehidupan manusia memegang peranan penting, speculation dan argument, orang terlalu mendewakan akal dan ketangkasan lidah, kebenaran dapat dicapai dengan akal (pikir) dan ucapan, orang menggunakan ketajaman pikiran untuk membuat dugaan-dugaan, mengumpulkan fakta-fakta, dan menarik kesimpulan umum.

2. PENELITIAN

penilitian ialah suatu serangkaian aktifitas ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan, jadi penilitian itu sendiri adalah bagian dari usaha pemecahan masalah.

A. JENIS PENELITIAN

1.          Penggolongan menurut bidangnya: penelitian pendidikan, sejarah, bahasa, ilmu teknik, dan ekonomi.
2.                  Penggolongan menurut tempatnya : lab, perpustakaan, dan lapangan.
3.                  Penggolongan menurut pemakaiannya: murni, dan terpakai.
4.                  Penggolongan menurut tujuan umumnya : eskploratif, developmental, dan verifikatif.
5.                  Penggolongan menurut tarafnya : deskriptif dan inferensial.

B. Tahapan Penelitian Lapangan

Suatu penilitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penilitian. Tujuh tahapan penilitian sebagai berikut:

1.            Menetapkan obyek atau pokok persoalan
2.            Menentukan isi & meletakkan arah utk kegiatan2 penelitian
3.            Menentukan metodologi yg cocok digunakan utk memecahkan masalah
4.            Membatasi obyek
5.            Membatasi luasnya & memberikan formulasi2 yg tegas terhadap pokok persoalan
6.            Pedoman kerja
7.       Mencegah kemungkinan timbulnya kerancuan pengertian & kekaburan wilayah persoalannya
8.            Mengumpulkan data atau informasi
9.            Data atau informasi yg berhubungan dgn pokok persoalan yg dikumpulkan
10.         Mengolah data dan menarik kesimpulan
11.         Menyaring & mengatur data atau informasi yg sudah masak.
12.         Merumuskan dan melaporkan hasilnya
13.         Melaporkan hasil penyelidikan ke public utk digunakan atau diuji kebenarannya
14.         Mengemukakan implikasi2 penyelidikan
15.         Menyebutkan konsekuensi2 terpenting dan rekomendasi2 utk aktivitas dikemudian hari.

   Tahapan Penelitian Murni :

1.            Menetapkan Tema Penelitian
2.            Mencari Satu atau Lebih Alternatif/Solusi Pemecahan
3.            Mencoba Solusi-Solusi Tersebut dan Melakukan Perbandingan dengan Solusi yang
         Sudah Ada
4.            Melaporkan hasil

  Tahapan Penelitian Pengembangan Sistem Informasi :

1.             Studi Lapangan
2.             Studi Literature
3.             Analisa Sistem
4.             Pengembangan Database
5.             Pengembangan Sistem
6.             Uji Coba
7.             Penerapan

  Tahapan Penelitian Pengembangan Sistem Terapan :

1.           Studi Lapangan
2.           Studi Literature
3.           Penentuan Metode Yang Diterapkan
4.           Analisa Sistem
5.           Pengembangan Database (Optional)
6.           Pengembangan Sistem
7.           Uji Coba
8.           Penerapan

Sumber:
-  A (1990). Introduction to Information Technology. MIT-Press, Washington.
- A(1990). The effect of information technology on people’s life. Journal of Information Technology. Vol 1 (Summer), MIT-Press, Washington, pp. 140-152.
-  Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor, 2002.