FILSAFAT DAN
FILSAFAT ILMU
1.
Filsafat
Filsafat
merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan ruang
lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat telah
mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga membentuk
sebuah konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah
tumbuh mekar-bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan.
Masing-masing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari batang
filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
2. Filsafat Ilmu
Dikatakan
bahwa filsafat dibagi dalam dua buah pertanyaan utama, pertanyaan
pertama adalah persoalan tentang ilmu (fisika,biologi, social dan budaya) dan
yang kedua adalah persoalan tentang duduk perkara ilmu yang itu tidak terjawab pada persoalan yang
pertama. Dari narasi ini ada dua buah konsep filsafat yang senantiasa
dipertanyakan yakni tentang apa dan bagaimana. Apa itu ilmu dan bagaimana ilmu
itu disusun dan dikembangkan. Ini hal sangat mendasar dalam kajian dan diskusi
ilmiah dan ilmu pengetahuan pada umumnya.yang satu terjawab oleh filsafat dan
yang kedua dijawab oleh kajian filsafat ilmu.
a. Arti
secara Terminologi
Arti
terminologi yaitu istilah yang menggambarkan apa itu filsafat, yaitu:
b. Plato
Filsafat
adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
c. Aristoteles
Filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
d. Al
Farabi
Filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam maupun bagaimana hakikat yang sebenarnya.
e. Rene
Descartes
Filsafat
adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi
pokok penyelidikan.
Filsafat secara etimologi masih banyak arti
nya menurut para ahli, di atas adalah sebagian dari para ahli. Dari paparan
pendapat para pakar dapat disimpulkan
bahwa pengertian filsafat ilmu itu mengandung konsepsi dasar yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. sikap
kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah
b. sikap
sitematis berpangkal pada metode ilmiah
c. sikap
analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah
d. sikap
konsisten dalam bangunan teori serta tindakan
ilmiah
A. Obyek Material dan Obyek Formal Filsafat Ilmu
Ilmu filsafat
memiliki obyek material dan obyek formal.
Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan
(materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran
menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek
material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge) pengetahuan yang telah di susun secara sistematis
dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan
kebenarannya secara umum.
Obyek formal
adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas
sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika
cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem
filsafat ilmu.
Filsafat
berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya. Pengalaman manusia yang sungguh kaya dengan
segala sesuatu yang tersirat ingin dinyatakan secara tersurat. Dalam proses itu
intuisi (merupakan hal yang ada dalam
setiap pengalaman) menjadi basis bagi proses abstraksi, sehingga yang tersirat
dapat diungkapkan menjadi tersurat.
Dalam filsafat,
ada filsafat pengetahuan. "Segala manusia ingin mengetahui", itu
kalimat pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Obyek materialnya adalah gejala
"manusia tahu". Tugas filsafat
ini adalah menyoroti gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat
menggali "kebenaran" (versus "kepalsuan"), "kepastian"
(versus "ketidakpastian"), "obyektivitas" (versus
"subyektivitas"), "abstraksi", "intuisi", dari
mana asal pengetahuan dan kemana arah pengetahuan. Pada gilirannya gejala ilmu-ilmu pengetahuan
menjadi obyek material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh dilakukan
menurut sebab-musabab pertama) menghasilkan filsafat ilmu pengetahuan. Kekhususan gejala ilmu pengetahuan terhadap
gejala pengetahuan dicermati dengan teliti.
Kekhususan itu terletak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam
ilmu-ilmu pengetahuan.
Jadi, dapat
dikatakan bahwa Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek
menelaah objek materialnya. Yang menyangkut asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu . Objek formal filsafat
ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh
perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu
pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu
bagi manusia.
Sumber :
Sumber :
- Ahmad
Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian Filsafat
Ilmu,
Yogyakarta:LESFI,2002.
- Ahmad
Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum, Bandung; Pustaka Setia , 1997.
- http://blogs.itb.ac.id/elisatihulu/files/2012/09/1-Filsafat-dan-Ilmu-Pengetahuan.pdf
-https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu_dewi-rachmawati_oke.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar