ANALISA
PENGARUH DAN DAMPAK LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP KESEHATAN SERTA LINGKUNGAN
1.
DAMPAK LINGKUNGAN
Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Analisis mengenai
dampak lingkungan muncul sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak
negatif dari kegiatan manusia, khususnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan
industri pada tahun 1960-an. Sejak itu AMDAL telah menjadi alat utama untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bersih lingkungan dan selalu
melekat pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
AMDAL pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1969 di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23 tahun 1997
tentang pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP no 27 tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Jika Indonesia mempunyai Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) yang harus dibuat jika seseorang ingin mendirikan
suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan. Berikut merupakan dampak positif dan negatif dari limbah
cair rumah sakit terhadap kesehatan dan lingkungan :
A. Dampak Positif
1. Masyarakat memiliki
sebuah pelayanan kesehatan yang terpadu
2. Terbukanya lapangan
pekerjaan baru baik di dalam rumah sakit (petugas kesehatan, petugas kebersihan
dll) maupun di luar rumah sakit (pedagang yg berada di depan rumah sakit,
sarana transportasi misalnya becak dll).
3. Tersedianya sarana
smooking area
4. Tersedianya tempat
pembuangan sampah organic dan non-organik.
B. Dampak Negatif
Pengaruh limbah rumah
sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai
masalah, nerikut merupakan dampak negatif limbah cair rumah sakit :
1. Gangguan kenyamanan
dan estetika
Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan,
bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.
2. Kerusakan harta benda
Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut
(korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan
kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.
3. Gangguan/kerusakan
tanaman dan binatang
Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan
kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap
kesehatan manusia
Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri,
virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd
yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan
reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui
secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan
genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.
2.
UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENEKANKAN DAMPAK NEGATIF
Untuk menghindari adanya
genangan-genangan air yang dapat menjadi sumber pengembang biakan penyakit
maupun terjadinya pencemaran yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan
masyarakat dan lingkungan maka perlu adanya sistem pengumpul air buangan yang
mengalir secara kontinue. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pembusukan
yang diakibatkan proses dekomposisi. Sistem pengumpul ini biasanya disebut
sistem penyaluran air buangan yang umumnya menggunakan saluran tertutup. Adapun
pemilihan jenis saluran didasarkan atas segi estetikanya dimana manusia sangat
membutuhkan keindahan dan mengingat bahwa air buangan dapat menimbulkan bau
menyengat yang dapat menganggu aktifitas manusia. Sistem penyaluran air buangan
pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu:
·
Sistem
Terpisah
Sistem terpisah adalah sistem
penyaluran dimana air buangan dan air hujan dialirkan melalui masing-masing
saluran secara terpisah. Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa
pertimbangan yaitu:
1. Periode musim hujan dan musim
kemarau yang terlalu lama.
2. Kuantitas yang jauh berbeda antara
buangan dan air hujan.
3. Air buangan memerlukan pengolahan
terlebih dahulu, sedangkan air hujan harus secepatnya dibuang.
·
Sistem
Tercampur
Sistem tercampur adalah sistem
penyaluran air hujan dan air buangan dialirkan melalui satu saluran yang sama,
saluran ini harus tertutup. Pemilihan saluran jenis ini didasarkan atas
beberapa pertimbangan antara lain:
1. Debit masing-masing buangan relatif
kecil sehingga dapat disatukan.
2. Kuantitas air buangan dan air hujan
tidak jauh berbeda.
3. Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif
kecil.
Air buangan rumah sakit perlu
dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan sehingga
tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan manusia. Limbah yang
dihasilkan oleh rumah sakit berupa limbah nonmedis dan medis yang tentu saja
mempunyai karakteristik yang berbeda pula sehingga dalam proses pengolahan
limbahnya berbeda pula. Pengolahan limbah cair rumah sakit dapat dilakukan
dengan cara lumpur aktif, aerob dan sebagainya.
·
Limbah
Non Medis
Limbah nonmedis mempunyai
karakteristik yang hampir sama dengan limbah rumah tangga. Limbah nonmedis ini
berasal dari kegiatan administrasi umum, administrasi medis, poliklinik dan
sebagainya.
·
Limbah
Medis
Limbah medis yang dihasilkan oleh
rumah sakit berasal dari ruang rawat inap, ruang rawat jalan, ruang operasi,
laboratorium, laundry, dapur, ruang bersalin dan sebagainya. Untuk limbah yang
dihasilkan dari laboratorium, kamar operasi sebelum masuk ke bak pengolahan
harus dipisahkan terlebih dahulu antara limbah rawat inap, ruang bersalin,
laundry sehingga nantinya pada proses pengolahan limbah dapat berjalan
sempurna. Hal ini disebabkan limbah dari laboratorium dan kamar operasi
mengandung bahan beracun berbahaya serta kandungan infeksius yang cukup tinggi
sehingga perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum masuk ke bak pengolahan.
Pengelolaan limbah cair yang tidak
benar dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari
pasien ke pekerja, dari pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari
dan kepada pengunjung rumah sakit. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja maupun orang lain yang bekerja di sekitar rumah sakit maka
diperlukan adanya manajemen dan monitoring limbah rumah sakit. Untuk
mengamankan lingkungan dan menggurangi energi, rumah sakit perlu mengembangkan
Minimisasi dengan menggunakan pedoman 4R sehingga dapat menggurangi jumlah
limbah yaitu reduce (menggurangi) - reuse (penggunaan kembali) - recycle (daur
ulang) - recovery (perolehan kembali), End Off pipe Approach merupakan
pilihan akhir dalam pengelolaan limbah rumah sakit, dimana limbah rumah sakit
diolah dan dimusnahkan sesuai dengan teknologi yang akrab lingkungan. Dengan
minimisasi limbah rumah sakit dapat memberikan berbagai keuntungan dan memberikan
nilai tambah bila dilaksanakan oleh pihak rumah sakit secara konsisten.
Untuk buangan desinfektan hendaknya
dilakukan pengolahan tersendiri yaitu tidak tercampur dengan unit pengolah air
limbah. Hal ini dikarenakan cairan desinfektan seperti karbon, savlon, hibiscub
nantinya dapat membunuh bakteri yang dibutuhkan dalam pengolahan air limbah.
Pada kegiatan rumah sakit perlu adanya
kajian manajemen rumah sakit dengan maksud agar semua kegiatan yang terdapat
dalam rumah sakt dapat terpantau dengan maksimal. Manajemen rumah sakit perlu
dilakukan sebaik mungkin karena rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan
masyarakat baik preventif, kuratif, promotif maupun rehabilitatif sehingga
pasien rawat jalan atau rawat inap serta petugas rumah sakit terkait terhindar
dari penyakit yang disebabkan oleh air. Adapun manajemen yang baik dan harus
dilaksanakan pada rumah sakit mempunyai urutan sebagai berikut yaitu
perencanaan (planning), pengoranisasian (organizing), menggerakkan (actuating)
dan pengawasan atau pengendalian (controlling).
Pada intinya pengelolaan limbah rumah
sakit diperlukan sejak awal kegiatan, karena jika penanganan awal sudah
dilaksanakan diharapkan buangan tersebut tidak menimbulkan gangguan pada
instalasi pengolah limbah karena limbah rumah sakit merupakan limbah infeksius
sehingga dapat menimbulkan infeksi nosokomial yang dapat membayakan bagi pasien
rawat inap maupun karyawan (medis, non medis, perawat) yang ada pada rumah
sakit tersebut serta pengunjung atau pasien yang menjalani rawat jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar