Saya Teguh Dwi Handika,saya
mahasiswa dari universita GUNADARMA kali ini saya akan membahas tentang
bagaimana cara saya mempertahankan budaya dari tanah kelahiran saya yaitu kota
Banjar,dan pasti ada beberapa kendala dalam mempertahankan sebuah budaya dari
tanah kelahiran jika kita berhijrah ke kota lain.
Disini saya akan memberikan
beberapa point agar lebih mudah dipahami,point pertama saya akan membahas
tentang bagaimana mempertahankan budaya.
1.Mempertahankan budaya
A.Hargai Kebudayaan.
Bila ada seorang memainkan
sebuah musik tradisi di dekat kita, apa yang kita lakukan? Bagaimana bila dia
memainkan alat musik tradisi itu di tempat umum dan kita berada di situ?
Mungkin si pemain musik itu menjadi bahan pembicaraan sekilas bagi kita dan
teman-teman yang lain, sehingga menjadi bahan tertawaan (hal tersebut lah
beberapa kali diperhatikan oleh penulis sendiri di sekitar lingkungan tempat
tinggal penulis).
Bagaimanapun kesenian akan
punah jika tidak ada penghargaan. Alangkah baiknya jika kita lebih baik diam
daripada mencemooh dan menertawakan orang yang sedang asik berkesenian
tradisional.
B.Mencintai untuk menimbulkan
rasa ingin tahu.
Mungkin kata-kata cinta
tidak akan terlepas dari segala hal agar mendapatkan kemajuan yang lebih baik.
Tetapi menurut penulis, mencintai itu bukan berarti hanya dengan basa-basi
saja. Contoh yang perlu dilakukan sekarang ini bagi pembaca adalah bagaimana
menghargai kebudayaan itu.
Di negara kita belakangan
ini, hati masyarakat yang lebih mengutamakan kemauan berAmerika-Amerika yang
sudah menjadi trend. Bagaimana tidak, bila kita melihat pertunjukan Band di
tempat kita masing-masing, kita rela berdesak-desakan. Tetapi, bila ada kesenian
daerah di tempat yang sama pasti para penonton nya bisa dihitung dengan mata
telanjang. Yah, kalau para penonton merasa tidak tertarik sih itu wajar saja.
Dengan kata lain, Tidak Gaul itu juga yang jadi alasan. Tetapi, kewajaran yang
saya katakan di atas tidak bisa dibiarkan hanya dengan sebatas kewajaran dan
terus menerus dilakukan hingga terbiasa menghindari kebudayaan. Karena antusias
yang berkurang juga jadi alasan untuk tidak mencintai budaya.
Ingatlah, orang lain tidak
akan berani mencuri apa yang kita anggap berharga. Kalau dari segi pengetahuan
tentang kebudayaan pun kita sangat lemah, bagaimana kita mempertahankannya?
Sebagai contoh, Bila orang
lain mencuri kain di jemuran dari belakang rumah kita, sedangkan kita tidak
pernah mengangkat kain dari jemuran itu selama satu minggu. Dan di waktu yang
akan datang dia memakai kain tersebut dan kita mengatakan itu milik kita dan
dia membantah, kita hanya bisa mencibir, memaki, dan menghujat. Dan itu bukan
pekerjaan orang yang pintar. Tetapi bila di kain tersebut kita berikan tanda
yang spesifik, dan kita mengenal betul bagaimana tandanya, si pencuri tersebut
tidak akan bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu, gunakan rasa ingin tahu anda
untuk mengenal kebudayaan bangsa kita. Tetapi rasa ingin tau tidak akan ada
kalau tidak ada rasa cinta
.
Strategi itu
lah yang bisa kita lakukan di tahap awal agar Kebudayaan kita tetap terjaga.
Bila cara-cara tersebut bisa kita tanamkan pada diri kita masing-masing bisa
dipastikan, pencurian terhadap kebudayaan bangsa ini pasti tidak ada. Karena
cara tersebut menunjukkan kalau kita perduli akan kemajuan kesenian Indonesia.
Tetapi, mengapa penulis
menggunakan kata strategi dalam judul diatas? Penulis menyimpulkan kalau saat
ini Indonesia mengalami peperangan Kebudayaan. Peperangan yang belakangan ini
dimenangkan oleh pihak lain karena kita tidak siaga. Peperangan itu meliputi
peperangan dengan kebudayaan Asing yang terus-menerus merubah pola pikir
masyarakat Indonesia karena mengganggap kebudayaan Asing lebih maju, dan peperangan
terhadap Pencurian asset-asset kebudayaan Indonesia. Semakin lama kita pasti
semakin terpuruk kalau tidak menggunakan strategi untuk kelestarian Budaya.
Sebagai bahan perbandingan,
kita bisa melihat kesenian (musik) di negara Eropah dengan kesenian (musik) di
Indonesia. Di Eropah, mereka hanya memiliki Mozart dan teman-temannya sebagai
pencipta musik klasik yang monoton sebagai musik asli di sana, sedangkan di
Indonesia beribu jenis musik aslinya. Dari hal ini tampak betul kalau kita
masyarakat Indonesia sekarang ini adalah keturunan dari orang-orang kreatif dan
yang pintar. Mengapa kita tidak teruskan kekreatifan kita untuk kelangsungan
kebudayaan?
2.Kendala Dalam
Mempertahankan Budaya
Kendala dalam mempertahankan
budaya pasti ada karna dijamin yang super canggih ini khusus nya generasi muda
pasti sudah banyak yang meninggalkan budayanya sendiri,jangan kan meninggalkan
yang tidak mengetahui saja pasti banyak sekali,kendala bias muncul dimana saja
entah itu pergaulan,orang tua yang acuh,dan pemikiran yang sudah dijajah oleh
budaya barat yang loebih disukai banyak oleh para remaja.
3.Cara Bersahabat Dengan
Budaya Lain
Berbicara dengan orang tidak
sebudaya, terkadang memang sedikit membingungkan saat kita tidak tahu topik apa
yang akan dibicarakan. Oleh karenanya, mengenali budaya luar tidaklah harus,
tapi penting! Penting saat kita diharuskan berteman dengan orang yang tidak
sebudaya dengan kita. Luangkan waktu untuk mempelajari sedikit tentang
kebudayaan pulau Lombok. Mengapa sedikit? Karena saat kamu tahu bahwa dia
(temanmu) berasal dari kepulauan yang sama, kamu bisa bertanya banyak hal dari
yang tidak kamu ketahui sebelumnya. Tapi selangi juga dengan pengetahuan yang
telah kamu miliki sebelumnya. Biasanya, seseorang akan merasa senang saat ada
satu atau dua hal yang orang lain tahu tentang dirinya. Dan setelah itu, dia
akan mulai memberikan respon yang baik dengan mencoba mengenali kebudayaanmu.
Untuk
dapat tetap melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita harus dapat
memilah dan memilih budaya yang baru yang positif. Kita harus tetap mengikuti
perkembangan budaya modern tapi jangan sampai kita meninggalkan budaya sendiri.
Jangan sampai kejadian kemarin seperti pengklaiman budaya terjadi kembali. Hal
tersebut terjadi juga karena kita kurang menjaga dan melestarikan budaya
sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
http://gemintang.com/kisah-sukses-motivasi-inspirasi/menyikapi-perbedaan-dalam-berteman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar